Bupati Aceh Tamiang saat membuka acara “Workshop Sustainability dan Tools For Transformation – Self Assessment (T4T-SA)

ACEH TAMIANG | Kamis (8/11/18) Sejak tahun 2010, berbagai organisasi non-pemerintah (LSM/Lembaga Swadaya Masyarakat) telah melakukan kampanye terkait produk minyak sawit di seluruh dunia. Mereka mengklaim bahwa produksi minyak sawit telah menyebabkan masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi yang signifikan baik ditingkat lokal maupun global. LSM-LSM ini telah mendesak banyak merek barang (brands) konsumen besar yang menggunakan minyak sawit dalam produk mereka untuk berkomitmen mengambil tindakan untuk mengurangi dampak negatif, baik itu kehilangan hutan tropis, perusakan lahan gambut, atau praktik perburuhan yang tidak adil dan kerugian bagi masyarakat setempat. Hal ini menyebabkan pergeseran global menuju peningkatan kesadaran dan minat pada produk minyak sawit yang bersumber secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Menanggapi hal itu, banyak perusahaan telah menyatakan komitmen mereka terhadap rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan melalui kebijakan No Deforestation, No Peat and No Exploitation (NDPE) yang terdefinisi dengan baik. Hingga saat ini, kebijakan NDPE telah diadopsi oleh ratusan merek dagang dunia yang menggunakan bahan baku dari produk kelapa sawit serta turunannya, selanjutnya disebut para brands/end buyer dan produser minyak sawit secara global seperti pabrik pengolahan produk kelapa sawit atau refinery. Kebijakan NDPE berlaku untuk seluruh rantai pasokan, terutama pemasok. Pemasok menjadi aktor penting dalam pelaksanaan praktik berkelanjutan karena mereka yang memproduksi bahan mentah untuk merek barang konsumen minyak sawit. Brands dan produser (refinery) ini bekerja secara kolaboratif dengan pemasok mereka (para pabrik dan kebun kelapa sawit) untuk memahami tantangan yang mereka alami dan membantu mereka dalam menerapkan praktik yang berkelanjutan sesuai dengan permintaan global. Dengan menerapkan praktik yang berkelanjutan, pabrik dan perkebunan kelapa sawit akan mampu mengamankan daya saing mereka di pasar global.

Sejalan dengan trend global dan juga dalam rangka mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan (Sustainable development) yang sesuai dengan Visi Misi Daerah serta upaya untuk mendukung prakarsa inisiatif pengelolaan bentang alam (landscape) di Aceh Tamiang, Pemerintah Daerah Aceh Tamiang bekerjasama dengan The Forest Trust (TFT) akan mengadakan “Workshop Sustainability dan Tools For Transformation – Self Assessment (T4T-SA)” untuk Para Perusahaan Pabrik Pengolahan dan Perkebuanan Kelapa sawit di Aceh Tamiang. Selain itu, Workshop ini juga dalam upaya mendukung pemenuhan perusahaan terhadap ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

Kegiatan ini diselengarakan di Aula Bappeda Aceh Tamiang  8 November 2018, acara ini dibuka oleh Bupati Aceh Tamiang H. Mursil S.H M.Kn turut dihadiri Komisi ISPO, Perwakilan Sinarmas selaku Buyer, TFT, Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Tamiang, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tamiang, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kab. Aceh Tamiang, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Satu Pintu serta 10 Perusahaan Pabrik Kelapa Sawit dan 38 Perusahaan Kebun Kelapa Sawit.

Perwakilan Komisi ISPO sedang memberikan materi terkait sertifikasi ISPO

Workshop Sustainability dan Tools for Transformation-Self Assessment (T4T-SA) di Kabupaten Aceh Tamiang diselenggarakan berdasarkan :

  • Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
  • Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 bahwa Sustainable Development pembangunan daerah yang berkelanjutan sesuai dengan Visi Misi Daerah dalam upaya untuk mendukung prakarsa inisiatif pengelolaan bentang alam (landscape) di Aceh Tamiang;
  • Tuntutan pasar global terkait produk yang Sustainable (berkelanjutan) dan Responsible (bertanggungjawab);
  • Untuk mendukung persiapan pemenuhan sertifikasi ISPO dalam rangka membangun praktek pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan (Sustainable) di Indonesia, khususnya di Aceh Tamiang.

Penggunaan platform online Tools for Transformation – Self Assessment (T4T-SA)

TFT telah mengembangkan Alat untuk Transformasi yaitu Tools for Transformation – Self Assessment (T4T-SA), sebuah platform online yang bertujuan untuk mendukung kemajuan para pelaku industri minyak kelapa sawit dalam menerapkan praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, terutama terkait deforestasi, gambut, serta eksploitasi pekerja dan masyarakat. Selain itu komponen pada T4T ini juga sangat berhubungan dengan prinsip dan kriteria pada ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil). T4T-SA ini dirancang untuk:

  • Menyediakan referensi (panduan) untuk memahami apa persyaratan NDPE dan kesenjanganapa yang mungkin mereka miliki.
  • Membantu rencana aksi pemasok untuk menutup celah (gaps) yang ada.
  • Memungkinkan pemasok untuk transparan kepada pembeli.

T4T-SA terdiri dari Sumber Daya T4T (pedoman, bahan pendukung) dan kuesioner komprehensif T4T-SA (Self Assessment). Pemerintah Daerah Aceh Tamiang berkomitmen untuk mendistribusikan T4T-SA ke para perusahaan kelapa sawit di Aceh Tamiang. Setelah hasil T4T-SA selesai dikompilasi dalam Laporan Ringkasan Penilaian (Assessment Summary Report), yang kemudian akan mengacu pada Sumber Daya T4T yang relevan untuk memberikan langkah-langkah konkrit berikutnya dan materi yang relevan untuk menyelesaikan masalah.

“Dengan Tools for Transformation – Self Assessment (T4T-SA) sebuah platform online diharapkan mendukung kemajuan para pelaku industri minyak kelapa sawit dalam menerapkan praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, terutama terkait deforestasi, gambut, serta eksploitasi pekerja dan masyarakat,” tutur Kepala Bappeda Aceh Tamiang.

Workshop ini bertujuan untuk:

  1. Memberikan update terkait isu global pada industri kelapa sawit (tentang Sustainability/Keberlanjutan) dan langkah-langkah untuk menghadapi isu tersebut serta meningkatkan pemahaman peserta tentang praktek-praktek minyak sawit berkelanjutan.
  2. Memastikan bahwa para peserta memahami nilai dari sistem T4T-SA.
  3. Memberikan pemahaman kepada setiap peserta pengetahuan tentang cara memanfaatkan sistem T4T dan menyelesaikan proses T4T-SA.
  4. Membuat rencana kegiatan sebagai tindak lanjut dari rekomendasi laporan T4T-SA.
  5. Membantu perusahaan kelapa sawit (pabrik dan kebun kelapa sawit) di Aceh Tamiang dalam persiapan untuk pemenuhan sertifikasi ISPO yang bersifat mandatory (wajib) oleh Pemerintah.

“Lahan perkebunan kita di Aceh Tamiang ini sudah sangat luas, jadi hanya tinggal memaksimalkan hasilnya dengan cara memiliki sertifikasi ISPO,” ujar Bupati Aceh Tamiang H. Mursil S.H M.Kn.

Penyerahan Penghargaan kepada Bupati Aceh Tamiang oleh TFT

Terima kasih Kami ucapkan kepada The Forest Trust (TFT) yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan ini sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dan dapat bermanfaat untuk Perusahaan Kelapa Sawit dan Perusahaan Kebun Kelapa Sawit dalam persiapan untuk pemenuhan sertifikasi ISPO.

Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas partisipasi dalam kegiatan Workshop ini yang hasilnya akan mendukung kemajuan para pelaku industri minyak kelapa sawit dalam menerapkan praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, terutama terkait deforestasi, gambut, serta eksploitasi pekerja dan masyarakat.

Penutupan Acara “Workshop Sustainability dan Tools For Transformation – Self Assessment (T4T-SA)

 

SELURUH MATERI KEGIATAN DAPAT DIDOWNLOAD DISINI

https://www.kmutt.ac.th/asd/legal/file/slot-online-gacor/ https://enteronline.id/dace/